Senin, Februari 01, 2021

Tempat Beli Songket Palembang

Banyak sekali pertanyaan yang ditujukan ke aku mengenai tempat beli bahan-bahan dan songket pernikahan palembang. Sayangnya, setelah menikah, lalu kuliah lagi, hamil, dan punya anak, aku tidak sempat membalas satu per satu pertanyaan tersebut.


Nah sebelumnya, aku sudah cerita dimana tempat  beli kain pernikahan di Palembang. Untuk saat ini, aku akan bercerita tentang dimana songket pernikahanku di beli. Mungkin saat ini orang sudah banyak yang belanja online, tapi dulu zaman aku menikah, tidak banyak orang yang menjual songket Palembang yang bagus secara online. Kebetulan, suamiku berasal dari kampung pengrajin songket. Jadi kami dulu tidak pusing mencari songketnya dimana. Cukup siapkan saja uang, lalu dapatlah songket2 indah asli Palembang. 


Sebelum ke pengrajin songket tersebut, aku dan suami (masih pacar saat itu) melakukan survei ke beberapa toko songket terkenal di Palembang. Harga songket termurah saat itu (tahun 2013) adalah 1,5 juta rupiah. Songketnya 2 warna yaitu merah dan emas, tidak ada yang aneh2. Tapi sayang, karena paling murah, bahannya terasa berat. Songket yang bahannya agak enak dipakai waktu itu seharga 3 juta rupiah. Bukan songket yang paling mahal, tapi bahannya cukup lembut. Setelah survei harga songket, kami datang ke pengrajin songket.  Dengan uang 2 juta saat itu, aku mendapatkan songket yang enak dipakai, bahannya rapi, tidak terlihat murahan, dan kalau di toko songket terkenal harganya bisa mencapai 2sx lipatnya.


Nah ini contoh2 songket yang ada di pengrajin songket. Kalau ada yang mau pesan monggo. Harganya nanti akan diinfokan. Yang berminat silahkan komen aja di blog ini.



Terima kasih





 

Rabu, November 05, 2014

Fashion, Sharing Tempat Menjahit Pakaian di Palembang

Kali ini aku mau share tempat menjahit pakaian yang sering dan pernah aku kunjungi di Palembang. Berhubung ke tailor di Palembang mahal-mahal, aku lebih suka mendatangi tempat jahit rumahan atau tempat jahit di kawasan Megah Ria yang ada di Palembang. Biasanya tempat yang aku datangi ini meskipun rumahan, tapi cukup berpengalaman untuk menjahit pakaian-pakaian standar dan kebaya ataupun gamis. 

Memang mungkin beda ya kalau datang ke tailor yang sudah terkenal dan sudah punya banyak pengalaman, tapi untuk aku pribadi, kalau cuma menjahit pakaian sehari-hari atau baju kondangan yang ga heboh sih aku lebih suka ke penjahit rumahan.

1. Megah Ria
Ada banyak penjahit di Megah Ria, nah aku lupa dimana tempat pastinya dan namanya apa (sungguh tak membantu). Tapi penjahit yang pernah aku kunjungi ini ada di lantai paling bawah dan letaknya agak di pojokan dekat tangga. Mungkin kalau di blog ini aku pernah beberapa kali menceritakan tempat jahit ini, salah satunya saat membuat longtorso. Jahitannya rapi ya, tapi aku sudah pernah curcol waktu jahit longtorso disini monggo langsung dijelajahin saja di blog ku. Berhubung aku cuma bikin longtorso aja dan kurang sreg, ya aku kasih nilai 6 dari 10.

2. Penjahit Bukit Siguntang
Nah nama penjahit ini Kak Yan, letaknya di dekat Bukit Siguntang, kalau dari arah Lurah Bukit Lama, letaknya sebelum masuk ke perumahan Bank Sumsel, dekat pertigaan, ga ada ancer-ancernya soalnya tempatnya agak masuk sedikit, tanya tetangga kanan kiri aja ya. Disini aku jahit longtorso, rasanya mantap banget, aku pernah cerita waktu aku bikin longtorso untuk akad nikahku. Nah sayangnya waktu aku bikin blazer, rasanya agak kurang pas di badan walau sudah dipermak dan penyelesaiannya lama (sampai ada satu kain yang mau dibuat blazer, ku ambil lagi, karena sudah beberapa bulan dianggurin disana). Tapi balik lagi deh, longtorsonya TOP walaupun harus dipermak 1x. Untuk jahitannya dan lama penyelesaiannya, aku kasih nilai 7 dari 10. Oh iya, penjahitnya harus diingatkan 2 minggu dan seminggu sebelum tanggal pengambilan (kalau perlu mulai seminggu sebelum pengambilan, tiap hari di SMS aja).

3. Penjahit Jalan Ogan
Untuk penjahit ini aku belum pernah review ya sebelumnya (sekalian aku review aja sedikit), disini aku bikin kebaya akad dan kebaya lamaranku. Nama penjahitnya ini Yuk As (Mama Puput). Alamatnya sendiri di dekat UNSRI Palembang. Dari SMAN 1 Palembang masuk aja ke Jalan Ogan. Ancer-ancernya didepan SMAN Srijaya Negara Palembang. Jadi aku  kebetulan waktu itu bikin kebaya akad model train yang panjang, karena banyak kembang-kembang yang musti dipasang-pasang, penyelesaiannya agak lama biar rapi dan biayanya lebih mahal dari segi bahan kebaya yang sampai 5 meter sendiri dan biaya upahnya karena jahitnya train alias ngesot. Btw ini penampakan baju akadnya, ga semahal di tailor upahnya, tapi lumayanlah untuk kenang-kenangan sekalian bisa diwariskan ke anak cucu. :-D

Ini Tampak Belakang Baju Akadnya
Cuma sih denger-denger penjahitnya dah ga mau lagi ngerjain kebaya train karena menyita waktu dan karena sulit mau mematok harga lebih tinggi (ga enak katanya), jadinya dia lebih memilih menolak menjahit kebaya train. Kalau memang kamu pengen jahit kebaya train, rayu aja dan pastikan kamunya mau bayar 2x lebih mahal daripada kebaya selutut (aku begitu soalnya). Atau kalau ga, yah mau ga mau jahit di tailor terkenal aja.

Oh iya, aku juga pernah bikin baju prewed disini (sekarang bajunya sering aku pake kondangan), ini penampakannya.

Baju berbahan songket-songketan

Oh iya, nilai untuk jahitannya aku kasih 8,5 dari 10. Jahitannya rapi cuma mesti dari jauh-jauh hari datang kesini sekitar 1 s.d 2 bulan untuk menjahit kebaya, karena antrian untuk menjahit disini lumayan banyak. Dan jangan lupa sebelum diambil, di telepon dulu seminggu atau dua minggu sebelum pengambilan (kalo perlu 3 hari sebelum pengambilan ditelepon lagi).

Nah overall sih, memang beda ya kalau jahit pakaian di tailor, semua bisa dijahit. Kalo sama penjahit rumahan mereka punya spesialisasi sendiri. Ada yang bagus di longtorso, ada yang bagus di kebaya, ada yang bagus di blazer. Memang lebih repot kalau mau jahit misalnya kebaya pake longtorso, yang longtorsonya jahit dimana yang kebayanya jahit dimana. Tapi biarpun rempong, irit loh untung kantong. :-D

Oh iya satu lagi, penjahit rumahan ga akan terlalu banyak ngasih masukan, beda sama desainer. Jadi kalau kamu mau jahit pakaian ke penjahit rumahan, ada baiknya kamu bawa foto atau potongan majalah berisi gambar pakaian yang kamu mau. Terus kamu sampaikan keinginanmu sedetail mungkin, misalnya mau kancing baju macam apa, mau pakaian kayak apa. Dan satu lagi, kamu tanya kira-kira ada yang kurang ga dari bahan yang kamu bawa. Misalnya apa perlu sekalian kamu siapkan tile polos atau misalnya kamu mau kebaya yang penuh bunga, kamu tanya ke penjahitnya, kira-kira cukup ga kain yang kamu bawa. Ya ga masuk akal aja kalau kamu bawa kain 2 meter, tapi minta kebaya yang panjang sampai kaki dan penuh bunga, mau disulap dari mana itu bunga-bunga buat ditempel di kebaya.

Okay, itu sekedar cerita dari aku ya. Selamat berpetualang menjahit ke penjahit rumahan. :-D


Senin, Oktober 13, 2014

Sharing : Pertanyaan Favorit Tentang Kain Kebaya


Akhir-akhir ini, banyak yang bingung dan ujung-ujungnya nanya ke aku, tentang kain kebaya. Well harus aku akui, aku bukan orang yang tepat untuk ditanyai tentang kebaya. Aku bukan penjahit, aku bukan designer, aku cuma orang yang hobby banget belanja kain khususnya kain kebaya baik brokat atau pun tile.

Tapi demi menjawab pertanyaan beberapa orang teman, aku akan berusaha memberi penjelasan tentang kebiasaan aku saat beli kain kebaya:

  • Berapa Meter Kain Kebaya Yang Perlu Dibeli
Nah kalau untuk yang satu ini kamu sebaiknya nanya sama penjahit kamu atau sama tukan jual kain deh. Kira-kira kamu mau model kebaya seperti apa dan berapa ukuran tubuh kamu. Jelas bedalah ukurannya antara model kebaya yang banyak lipet-lipet sama model kebaya yang polos saja.

Kalau untuk ukuran aku, dengan tinggi badan 168 cm dan berat 62 - 64 kg ( normal saat ga hamil, jadi malu saya), dengan bahu bidang karena hobby renang dan bentuk tubuh buah pear, serta ukuran tubuh lebih pendek (ini badanku kaki semua soalnya), maka otomatis kain yang apapun yang aku beli harus lebih banyak dialokasikan untuk bagian kaki alias kain bawah. Sedangkan untuk bagian atas otomatis kain kebayanya ga terlalu banyak alokasi kainnya dengan catatan ga perlu ditempelin kembang (potongan tile atau brokat) full body. Untuk kebaya standar dengan tangan panjangan dan panjang dibawah pinggul, maka kain dengan lebar kira-kira 120 cm, paling aman aku beli kain kebaya panjangnya 2,5 meter dan itu pun, aku sudah bisa dapat kebaya yang ditempelin kembang potongan tile atau brokat agak rapat sepanjang kebaya. 

Nah: tips dari aku, kalau kamu kebetulan ingin kebayanya full kembang, carilah bahan, yang kembang-kembangnya banyak dan tidak sulit untuk dipotong alias kalau dipotong ga buyar, jangan cuma asal warna aja.  Lalu, pilihlah kaki kain yang rapi dan sama antara atas dan bawahnya. berguna banget untuk aplikasi pada pinggiran kebaya.

  • Bahan Seperti Apa Yang Sebaiknya Dibeli
Nah, sekarang pertanyaannya gini, kamu mau bahan bagus, bahan cantik? Jawabannya simple, ada uang ada barang. Mau yang cantik dan bagus, beli aja brokat perancis. Beres toh? Tapi masalahnya, ga semua orang mau menghambur-hamburkan uang hanya untuk bikin satu baju.

Kalau aku pribadi, tergantung keinginan, lagi kepengen bikin kebaya berpayet, maka aku beli tile kebaya yang payetnya ga terlalu penuh, seadanya aja alias tabur-tabur doang. Pengen punya kebaya yang bahannya lembut, tinggal cari tile korea atau brokat semi perancis. Kalau tile korea ukurannya bisa bermeter-meter, tapi kalau brokat semi perancis biasanya dijual per panel alias sudah per potong. 

Ada yang parah lagi, kami sekeluarga pernah kepingin punya kebaya seragam. Tapi taulah, kalau seragaman dan yang beliin cuma satu orang kan kasian ya sama yang beliin, berhubung memikirkan budget terbatas, maka kami cuma beli brokat jepang biasa bermeter-meter yang bahannya lembut dan kembangnya cantik. Nah untuk aplikasi tambahan, kami cari kain kebaya opi warnanya mirip dengan si brokat jepang, ga terlalu banyak cuma 2-3 meter untuk 25 orang (kebaya opi itu kain kebaya yang isinya kembang full body yang bahannya jadi agak kaku akibat kembangnya terlalu penuh), lalu kami potong-potong kembang di kain kebaya opi itu, dan diaplikasikan ke kebaya brokat jepang yang sudah dijahit. Cantik juga loh hasilnya.

Intinya ingat saja kekurangan dan kelebihan tiap jenis kain kebaya. Untuk brokat perancis kelebihannya bisa 'nempel' dengan pas ke badan, motifnya kecil dan cantik, tetapi kalau terlalu banyak payet kasian kainnya, kan kembangnya dah cantik, lalu brokat perancis pun agak lemes alias kurang kuat kalau payetnya full. Paling mentok, payetnya cuma ditabur saja. Untuk brokat semi perancis dan tile kebaya yang agak kasar atau tidak terlalu halus, mau dipayet rada banyakan juga hayuk aja.

  • Sebaiknya Beli Bahan Dulu atau Pilih Model Kebaya Dulu
Sebelum beli kebaya, aku biasanya sudah punya bayangan dulu mau model seperti apa dan warna apa. Mau model kebaya yang terjuntai sampai kebawah atau kebaya yang memeluk badan, nanti soal bahan bisa mengikuti. Soalnya kadang kalau beli bahan duluan, ga pas dengan model kebaya yang diinginkan. Nah, kalau kebetulan ada kain kebaya yang sesuai dengan model yang diinginkan, misalnya model kebaya melengkung dan kebeneran ketemu kain kebaya yang mendukung untuk dibuat lengkung, tapi warnanya ga terlalu pas dengan bayangan aku, biasanya aku cari yang warnanya paling mirip dengan keinginan aku (itu yang pertama), lalu yang kedua, biasanya aku pilih aplikasi supaya kebayaku nanti sesuai dengan model yang aku mau. Bisa dengan mencari kain tile satu lagi yang kembangnya bagus supaya bisa diambil dan diaplikasikan ke kebaya atau bisa juga dengan tambahan aplikasi payet.
 
  • Mengapa Untuk Model Kebaya Yang Sama, Kadang Ongkos Jahitnya Berbeda
Nah untuk yang satu ini, aku cuma bisa kira-kira ya. Mungkin nih walaupun tempat jahitnya sama dan model kebayanya sama persis, yang bikin beda harga jahitnya, mungkin loh ya, adalah jenis kainnya. Jenis kain yang rumit dan sulit tentunya dihargai lebih mahal daripada jenis kain yang ga terlalu rumit. Contoh jenis kain rumit itu adalah kain kebaya yang full payet. Bayangkan saja si penjahitnya harus pelan-pelan melepas payetnya yang kebeneran ngepas di tempat yang akan dipotong atau yang akan ketemu jarum jahit. Apa ga rempong tuh penjahitnya? 

Kalau aku, seperti yang aku bilang sebelumnya, aku paling kenceng pilih kain kebaya yang payetnya ditabur-tabur saja. Selain harganya lebih murah daripada yang full payet, ongkos jahitnya pun lebih murah ciiin.

Nah, kayaknya penjelasan dari aku cukup sampai disini dulu ya. Ini jawabannya ngalor ngidu entah bener atau ga dimata penjahit ataupun designer. Kalau kamu butuh penjelasan professional, tanyakan ke ahlinya langsung. Datangi tempat jahit atau designer langgananmu ya. Oke!!!