TIDAK BAGUS!!!
Cuma itu yang bisa saya bilang. Kenapa? Karena mulai Senin tanggal 7 juni mendatang, saya akan menghadapi yang namanya ujian tengah cawu. Lalu apa hubungannya dengan tidak bagus?? Jelas ada hubungannya!! Let me explain you :
Pertama, saya sudah tua.
Kata orang, semakin tua semakin bijaklah kita. Betul itu. Semakin tua seseorang, semakin banyaklah pengalamannya untuk menghadapi hidup. Semakin berhati-hatilah dia. Tapi, apa yang sering terlupakan adalah, semakin tua seseorang, semakin sulit fokusnya. Ia harus memikirikan berbagai hal dalam satu periode sekaligus.
Saya juga begitu. Saya sudah tua daripada 5 tahun yang lalu diwaktu terakhir saya menggunakan otak dan logika saya seaktif-aktifnya. Sekarang, saya sudah tua. Yang mana artinya, saya sudah hampir 5 tahun tidak terlalu mempekerjakan otak saya dengan baik. Yang artinya, saya sudah tidak biasa lagi untuk berpikir terlalu berat alias otak saya sudah mengalami penurunan kemampuan.
Kedua, saya sedang malas dan tidak termotivasi
Malas. Kata yang diawai huruf m ini, adalah bibit dari segala macam penderitaan hidup. Contoh : malas cari makan dan masak sendiri, membuat seseorang kelaparan. Dan bisa jadi membuatnya menjadi busung lapar, lalu mati akibat kelaparan saking malasnya ia cari makan ataupun masak sendiri ataupun malas makan.
Nah, begitu juga saya. Saya sedang malas-malasnya belajar. Excuse saya adalah, karena saya kuliah menggunakan sistem cawu. Yang mana baru satu bulan lebih seminggu yang lalu saya mati-matian meghadapi ujian akhir cawu. Dan yang mana kelelahan dan kemuakan saya terhadap buku dan pelajaran masih belum hilang sama sekali. Bayangkan, betapa tidak termotivasinya saya untuk belajar mati-matian menghadapi ujian kali ini.
Ketiga, saya menghadapi ujian disaat yang tak tepat
Tak tepat sama sekali. Kampus sedang gempar* (tidak terlalu siy, saya tau dari salah seorang dosen saja) akibat salah satu mahasiswa ditempat kuliah saya membuat brosur atau sebangsanya yang bertuliskan “Kuliah disini gampang, cukup belajar sks atau tidak belajar sama sekali, dan kamu pun lulus”.
Jelas, karena inilah kampus dan seisinya khususnya dosen, administrasi, dsb menjadi goncang. Brosur itu membuat saya ketar-ketir. Kenapa?? Saya takut, nanti soal ujian saya jadi luar biasa lebih sulit daripada yang biasanya sudah sulit. Sungguh, saya merasa ingin menendang bokong si pembuat brosur dan berteriak didepannya “APA KAMU SUDAH GILA??”. Jujur saja, saya belom pernah menemukan orang yang malas kuliah disini selamat dari yang namanya DO. Baru cawu yang lalu, seorang teman sekelas saya di DO. Meskipun bisa jadi itu pilihan teman saya sendiri untuk di DO, tetap saja kampus saya ini terkenal dengan kegarangannya untuk tanpa tedeng aling-aling men-DO mahasiswanya yang dianggap tidak mampu keep up dengan kampus ini.
Keempat, saya tidak mengerti nyaris semua pelajaran.
Pelajaran yang menurut saya sulit ini, sukses menghancurkan motivasi belajar saya. Bagaimana tidak?? Ketika dosen bicara, saya tidak mengerti apa yang disampaikannya. Seolah-olah sang dosen bicara dengan bahasa planet lain yang tidak saya pahami sama sekali. Kecuali mungkin jika dosen mau berbaik hati memperagakan bahasa tarzan untuk saya, ada kemungkinan saya mengerti. Tapi bayangkan!!! Apakah bisa menjelaskan kurva dan diagram dalam mikro ataupun perhitungan pajak dengan bahasa tarzan?? Well, saya rasa tidak. Intinya, kebodohan saya telah sukses membuat saya dan dosen tidak ada koneksi satu sama lain.
Nah, bayangkan jika keempat faktor ini bersatu!! Apa yang mungkin saya hadapi?? Jelas, Cuma kata TIDAK BAGUS yang bisa mendeskripsikan kondisi saya saat ini.
*NB : saya tidak bisa keep up sama sekali dengan yang namanya gosip, jadi saya sungguh tidak tau apa yang terjadi dikampus saya.
padahal katanya wanita bisa melakukan dan memikirkan banyak hal dalam satu kesempatan
BalasHapusmungkin perlu diperiksa lagi, jangan2 ada satu hal dari alam bawah sadar yang menyita begit banyak perhatian dan membuat hal lain sulit masuk
ehm
om wt, mungkin perlu diperiksa juga DNA saya. jangan-jangan...
BalasHapusbagaimana kalo dibilang PARAH saja!
BalasHapuskalo urusan belajar. saya juga paling males tuh vio hihihi. maunya pelajaran yg saya suka doang. tapi ngomong2 provokatornya tuh bagusnya dijorokin ke kopaja 613 aja hahaha...
BalasHapus@kangmase : hihihihi...iya. sepertinya kata parah paling pas mendeskripsikan keadaan saya sekarang ini.
BalasHapus@kang karang : setuju!! bakar aja sekalian tuh provokator. dia yang bikin ulah, yang laen jadi ketar-ketir dan khawatir